Musisi Indonesia Tampil Memukau pada Pentas WOMAD di Inggris

Inggris, INDONEWS.ID – Agenda tahunan World of Music, Arts, and Dance (WOMAD) identik dengan gegap gempitanya dentang-denting serta tetabuhan aneka musik etnis dan tariannya. Dihelat di lapangan yang sangat luas, WOMAD tahun ini mengambil tempat di Charlton Park, Wiltshire, Inggris, berlangsung pada 25-28 Juli 2019 lalu.

Kali ini, panitia penyelenggara bukan hanya menggelar sajian karya-karya terhebat dari penyanyi, musisi, dan penari kelas dunia, tapi juga menyediakan panggung untuk pengenalan kuliner dan pernak-pernik barang kerajinan dari berbagai belahan dunia. Tak kurang dari lima puluh ribuan pengunjung dari berbagai negara sengaja datang ke arena WOMAD setiap harinya.

Bagi seni musik dan tari Indonesia, WOMAD 2019 ini menjadi saksi sejarah kehadiran mereka di arena yangs sangat bergengsi ini. Sejak digagas oleh Peter Gabriel, salah seorang punggawa kelompok musik Genesis tahun 1982, di Somerset, baru kali ini musisi Indonesia bisa tampil.

Adalah kelompok gamelan Kyai Fatahillah Ensembe pimpinan musisi dan komposer Iwan Gunawan yang mewakili Indonesia dalam perhelatan terbesar festival seni, musik dan tari dunia ini. Iwan, yang dosen seni musik dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung ini berkolaborasi dengan pegiat seni-budaya Indonesia di Inggris dari berbagai komunitas.

Ada tokoh-tokoh musik gamelan di Inggris seperti John Pawson dari kelompok musik gamelan Jawa, Andy Channing dari gamelan Bali, Simon Cook, Rob Campion, dan Rob Szymanek dabyri kelompok musisi degung Sunda, serta Ellen Jordan dan Jade-Flahive Gilbert dari kelompok Asado Duo yang menampilkan musik tarawangsa. Selain menggelar musik hasil karya Iwan sendiri, para musisi ini tampil dengan sentuhan baru untuk mengiringi tari topeng Cirebon dan dua tarian jaipong.

Kehadiran Iwan dan Kyai Fatahillah Ensemble di Inggris adalah dalam rangkaian kegiatan residensi seniman untuk agenda Karavan Budaya yang diselenggarakan oleh kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London.

Selama perhelatan WOMAD 2019 , tampil musisi -musisi dunia termasuk putra tokoh musik reggae Bob dan Rita Marley , yakni Ziggy Marley (Jamaika ). Ada pula Macy Gray , penyanyi bersuara khas asal Amerika yang tenar dengan lagu I Try nya.

Kemudian ada Anna Calvi, penyanyi sekaligus penulis lagu asal Inggris yang dua kali menjadi nominasi penghargaan bergengsi Mercury Prize. Bahkan tampil pula Robert Plant, penyanyi senior grup musik asal Inggris Led Zeppelin yang berduet dengan Suzi Dian. Keduanya tampil hangat dengan karakter suara khas dan gaya masing-masing.

“Awalnya sempat grogi juga tampil di panggung besar dengan jumlah penonton sangat besar seperti ini, dan sajian musik yang mungkin kurang biasa terdengar di kalangan publik Inggris. Tapi akhirnya sangat melegakan karena mendapat sambutan yang sangat meriah”, tutur Iwan Gunawan setelah usai pagelaran.

Memang tidak mengherankan apa yang disampaikan Iwan ini. Sebab , kehadiran tim musik Kyai Fatahillah Ensemble ini memang di luar rencana awal. “Persiapan yang sangat singkat membuat kami harus bekerja ekstra keras untuk membangun kebersamaan ”, ungkap Iwan kemudian.

Keberhasilan tampilnya musisi dan penari Indonesia ini tidak terlepas dari upaya yang dilakukan oleh komposer muda berbakat Rob Szymanek yang juga dosen musik Sunda di Universitas Manchester dalam meyakinkan para panitia WOMAD 2019 tentang keunikan dan kelayakan musik Indonesia tampil di arena ini.

Setelah menunjukkan portofolio karya-karya Iwan Gunawan dan wujud kolaborasi dengan musisi gamelan asal Inggris, maka panitia pun dapat menyetujui usulan Rob Szymanek ini.

“Kami sangat ragu tadinya, sebab waktu yang tidak cukup. Tapi untungnya pihak panitia melihat keunikan musik gamelan Sunda dan tariannya untuk dinyatakan layak tampil di pentas musik dunia sekelas WOMAD”, timpal Rob Szymanek yang pada Agustus-September nanti akan mengunjungi dan tinggal di Bandung untuk meneruskan kolaborasinya dengan Iwan Gunawan.

Duta Besar Republik Indonesia untuk kerajaan Inggris Raya, Irlandia, dan IMO Dr Rizal Sukma yang hadir bersama dengan Atdikbud KBRI London E. Aminudin Aziz mengungkapkan rasa bangga dan bahagianya atas keberhasilan musisi Indonesia menembus festival sekelas WOMAD.

“Ini adalah prestasi luar biasa dan menunjukkan kebolehan serta kepantasan para musisi Indonesia untuk disandingkan sejajar dengan musisi kelas dunia”, puji Dubes Rizal saat menyaksikan langsung pagelaran oleh musisi dan penari Indonesia di panggung ukuran raksasa.

Dubes Rizal melanjutkan, bahwa jumlah penonton yang sangat besar ini menunjukkan betapa tingginya tingkat ketertarikan masyarakat Inggris khususnya dan dunia pada umumnya terhadap jenis musik Indonesia. “Ini bisa menjadi modal untuk mengokohkan salah satu sendi diplomasi luar negeri Indonesia,” kata dubes.

Sementara itu, Atdikbud E. Aminudin Aziz menyatakan bahwa keikutsertaan para seniman Indonesia yang berkolaborasi dengan musisi gamelan di Inggris dalam festival WOMAD 2019 merupakan salah satu wujud kekuatan dan sekaligus keberhasilan diplomasi budaya Indonesia di luar negeri, khususnya di Inggris Raya.

“Di situ tampak adanya kerja sama yang sangat apik di antara para musisi Indonesia dan Inggris

, ada saling pemahaman, saling menghargai dan menghormati satu sama lain, sejak dari proses sampai saat pagelaran berlangsung. Hasilnya adalah harmoni. Dan itulah hakikat keberhasilan diplomasi”, tegas Aminudin yang baru saja dinobatkan sebagai salah satu Education Attache of the Year 2019 pilihan majalah Embassy yang terbit di London. Sepanjang tahun 2019 ini, kantor Atdikbud KBRI London menggelar acara Karavan Budaya di berbagai wilayah Inggris Raya.

“Ini adalah platform baru diplomasi kebudayaan yang dilakukan oleh KBRI London, yang menggabungkan pendidikan dan latihan dengan pagelaran sekaligus. Selain itu, Karavan Budaya ini juga memungkinkan adanya partisipasi yang lebih besar dari para pemangku kepentingan seni- budaya khususnya dan masyarakat pada umumnya”, jelas Aminudin tentang agenda Karavan Budayanya yang ternyata mendapat sambutan sangat positif dari kalangan masyarakat Inggris Raya.

“Baru kali ini agenda kebudayaan Indonesia dilakukan begini masif tapi terencana dengan baik dan dalam waktu panjang serta melibatkan banyak sekali masyarakat seniman dan masyarakat pada umumnya”, tutur John Pawson yang sudah lebih dari 30 tahun menggeluti musik gamelan di Inggris.

Oleh : hendro – Rabu, 31/07/2019 06:50 WIB