MENGISOLASI SEMAKIN MENJADI

“Dalam kondisi pandemik covid 19 dimana orang dilarang berkumpul, namun bagaimana saya harus memamerkan karya: rupa, kriya dan musik. Terutama untuk pagelaran wayang yang saya ciptakan sehingga saya masukan kincir air untuk mengiringi music wayang saya. Sehingga dengan kesendirian saja (isolasi) saya masih bisa melaksanakan pagelaran”. Begitulah pernyataan dari latar belakang tercipta sebuah karya video multi media. kreatornya terinspirasi dari kahazanah tradisi wayang golek yang diadopsi dalam berbagai material sampah yang tidak bisa didaurulang untuk membuat berbagai karakter penokohan. Sedangkan musik memanfaatkan angklung serta perkusi yang diciptakan dari benda-benda sehari-hari dan angklung konvensional yang dimodifikasi. Instrumen musik ini diciptakan dengan menggoyangkan satu set angklung dan lainnya dengan bantuan kincir putar yang digerakan oleh air. Sehingga dalang bisa menggerakan sosok karakter wayang kreasinya secara leluasa sambil diiringi musik. Karya ini merupakan karya yang mengadaptasi konteks tema covid 19 yg disampaikan dalang tanpa bantuan sejumlah orang nayaga. ISOLASI adalah salah satu karya dari 75 karya perupa se Indonesia yang lolos kurasi pameran daring SOLIDARITAS PERUPA INDONESIA LAWAN CORONA yang digelar oleh Kemendibud RI. Hasil kurasi tim kurasi (3 orang) yang diumumkan pada 26 Juni 2020 melalui instagram@@budaya_maju dan pamerannya akan disajikan secara daring di www.bumbung-seni.id mulai `10 Juli 2020. Para nominasi peserta terpilih akan mendapatkan dana apresiasi dari kemendikbud, dipamerkan sekaligs dibuatkan sertifikat hak ciptanya.

Karyanya bertajuk ISOLASI berupa video multi media ini berdurasi 5 menit 50 detik yang dikerjakan oleh Maya Berlin, alumnus Pendidikan SR UPI 1990. Ia saat ini mengajar di SMPN 1 Majalengka dan salah satu penggerak seni di Desa Jatipamor Kec. Panyingkir, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.