Potensi Kolaborasi antara Fakultas Pendidikan Seni dan Desain (FPSD) UPI dengan

College of Design and Social Contexts (CDSC) RMIT University Australia

Selasa (9 April 2019) Fakultas Pendidikan Seni dan Desain (FPSD) UPI melakukan diskusi melalui Skype mengenai peluang kerjasama akademik dengan College of Design and Social Contexts (CDSC) RMIT University Australia. FPSD diwakili oleh Dr. phil. Yudi Sukmayadi, M. Pd. (Wakil Dekan Bidang Akademik), Dr. Trianti Nugraheni, M. Si. (Wakil Dekan Bidang Sumber Daya dan Keuangan), dan Dr. Tri Karyono, M. Sn. (Kaprodi S2/S3 Prodi Pendidikan Seni SPs UPI), sementara dari CDSC hadir Associate Professor Karien Dekker (Director of Higher Degree by Research), Professor David Forrest (Coordinator of Higher Degree by Research of School of Arts), dan Dr. Stephen Gaunson (Director of Higher Degree by Research, School of Media & Communication, Design and Social Context). Diskusi difasilitasi oleh Ahmad Bukhori Muslim, Ph. D. (Direktur OIER) dan dimoderatori oleh R. Dian Dia-an Muniroh, M. Hum. (mahasiswa S3 RMIT University/dosen di Departemen Pendidikan Bahasa Inggris). Diskusi yang bertempat di Direktorat TIK ini berjalan mulus dengan empat agenda utama yakni membahas peluang melakukan joint Ph. D. partnerships, visiting professor, pertukaran mahasiswa (tingkat S1), dan kolaborasi penelitian.

Untuk melakukan joint Ph. D. partnerships, Associate Professor Karien Dekker menyampaikan bahwa RMIT University mensyaratkan universitas mitranya memiliki QS Ranking. Ahmad Bukhori Muslim, Ph. D. (Direktur OIER) menjelaskan bahwa UPI saat ini sedang mempersiapkan upaya peningkatan perolehan QS Ranking dimaksud. Dalam hal jumlah mahasiswa S3 di Prodi Pendidikan Seni SPs UPI, Dr. Tri Karyono menyebutkan bahwa sampai saat ini tercatat 12 orang mahasiswa S3 dengan beragam topik disertasi yang berkenaan dengan bidang seni murni dan pendidikan seni. Dalam hal kepakaran, dosen-dosen FPSD menurut Dr. phil. Yudi Sukmayadi, M. Pd. menyampaikan bahwa para dosen memiliki keahlian di bidang  musik, tari, seni rupa, dan desain, baik dalam hal bidang seni murni maupun di bidang kependidikannya. Senada dengan hal tersebut, kepakaran ini pun dimiliki oleh dosen-dosen CDSC sebagimana yang disampaikan oleh Professor David Forrest. Hal ini terungkap ketika kedua belah pihak saling bertukar informasi mengenai fokus area riset masing-masing. Hanya oleh karena masalah QS ranking yang dipersyaratkan oleh pihak Australia, nampaknya rencana joint Ph. D. partnerships belum dapat terealisasi dalam waktu dekat. Namun demikian sebagai alternatif, Associate Professor Karien Dekker menyarankan agar FPSD UPI dapat mengirimkan lebih banyak dosennya untuk mengambil program S3 di luar negeri, sebagai contoh dengan mengikuti skema beasiswa 5000 Doktor yang ditawarkan pemerintah Indonesia.

Dalam hal agenda visiting professor, Dr. phil. Yudi Sukmayadi, M. Pd. menjelaskan tentang konferensi internasional tahunan yang selenggarakan FPSD yakni International Conference on Arts and Design Education (ICADE), yang pada tahun ini akan diselenggarakan pada tanggal 18-19 September 2019. Untuk agenda konferensi tahun 2020, Dr. phil. Yudi Sukmayadi, M. Pd. akan mengundang professor dari RMIT untuk bisa menjadi salah satu pembicara kunci. Sebagai rangkaian dari kegiatan konferensi, diharapkan professor dari RMIT Australia tersebut kemudian dapat memberikan kuliah umum untuk mahasiswa, dan diharapkan bisa menjadi narasumber dalam forum diskusi terpumpun bertema peningkatan kapasitas dosen. Untuk program visiting professor ini, CDSC RMIT University sangat terbuka dan akan menyiapkan professor sesuai dengan bidang keahlian yang diperlukan, sebagaimana yang akan diinformasikan lebih lanjut oleh pihak FPSD mengenai tema konferensi tahun mendatang.

Setakat itu, Dr. Stephen Gaunson melihat ada peluang yang bagus untuk mengirimkan mahasiswa bachelor-nya untuk melakukan study tour ke FPSD. Hal ini disambut hangat oleh pihak FPSD, karena akan memberikan peluang kepada mahasiswa FPSD itu sendiri untuk dapat melakukan silaturahmi akademik pada tingkat internasional dengan para mahasiswa dari RMIT Australia tersebut. Untuk kepentingan pertukaran mahasiswa dan study tour, persyaratan ranking universitas tidak seketat untuk program joint Ph. D. partnerships. Hal ini menjadi poin yang diangkat dalam sesi tanya jawab oleh R. Dian Dia-an Muniroh, M. Hum. selaku moderator. Dalam sesi tersebut, Wakil Dekan Bidang Akademik FPSD, Dr. phil. Yudi Sukmayadi, M. Pd. juga menyampaikan pertanyaan terkait potensi lain untuk melakukan joint performance/exhibition dengan CDSC RMIT Australia. Associate Professor Karien Dekker dari CDSC RMIT Australia menyambut sangat positif terhadap hal ini dan menganggap sebagai sesuatu hal penting dalam kolaborasi seni dari dua budaya yang berbeda. Topik ini menjadi hal terakhir yang dibahas dalam diskusi hangat penuh optimisme ini (DDM/UPI-RMIT).