Saprudin, Selama 3 hari sejak 18 – Desember 2023 kami bertiga (Saprudin, Nala, dan Suryadi) di utus oleh Fakultas untuk berangkat menuju negeri singa dalam rangka mencari dan menjajagi berbagai kemungkinan untuk menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di sana. Sebelum keberangkatan kami sudah menjalin komunikasi awal untuk merencanakan kunjungan ini, sehingga ketika tiba sudah ada beberapa tujuan yang akan di kunjungi. Setibanya di bandara Changi, kami coba berkomunikasi dengan salah satu tujuan kunjungan kami, dan bersyukur Direktur dan sekaligus pemilik Music Gear PTE LTD Mr. Brando Tan, bersedia menjemput kami dan akan mengantar ke berbagai tempat dengan menggunakan mobil miliknya. Kami diajak keliling ke beberapa tempat miliknya dimulai dari warehouse dengan kelengkapan ruang gudang alat musik yang baru, bengkel reparasi alat musik, dan studio lengkap dengan ruang kedap suara.

Terakhir kami dibawa ke sebuah gedung pertunjukan yang terkenal di Singapura yaitu Esplanade, kami di bawa ke lantai dasar, di mana di sana ternyata beliau memperlihatkan sebuah music shop dengan jenis dan brand alat musik yang sudah terkenal. Selama perjalanan kami banyak berdiskusi, selain dari pengalaman beliau selama merintis usaha itu juga, kami menagkap ada peluang dan kesempatan untuk menjalin kerjasama. Berdasarkan dari pengalaman dan kepemilikannya kami mencoba meminta  beliau untuk menjadi bagian dari tujuan kami yaitu menjadi dosen tamu atau praktisi mengajar, karena kemungkinan itu yang paling baik, sementara beliau bukan dari sebuah lembaga pendidikan atau universitas. Dengan antusias beliau menyambut permohonan kami itu, tinggal bagaimana kita dari FPSD mempersiapkan segala sesuatunya.Di hari kedua kami berkunjung ke The Nanyang Polytechnic Profesional Competency Model (NYP-PCM), di sana kami ditunggu di School of Design and Media, dengan melalui tarnsportasi umum yang cukup nyaman sambil menacri pengalaman, akhirnya kami tiba juga di tempat tujuan. Kami diterima oleh Mrs. Amy Soon berdua dengan salah satu staf administrasi. Kebetulan setiap akhir tahun di Singapura lembaga pendidikan termasuk perguruan tinggi sedang libur, sehingga kami diajak berkeliling ke berbagai kelas, laboratorium dan studio itu tidak banyak aktifitas pembelajaran. Berbagai jurusan atau spesialisasi unggulan dikenalkan kepada kami mulai dari fasilitas, ruangan, teknis serta program yang diajarkan kami difasilitasi untuk tanya jawab dan sharing. Mulai dari Animation, Games, & Visual Effect;Architecture; Communication & Motion Design; Experiential Product & Interior Design; Game Development & Technology semunaya berjenjang Diploma. Setelah berkeliling kami melanjutkan diskkusi di satu ruang, dan berberapa hal yang bisa direncanakan untuk kerjasama adalah pengiriman mahasiswa atau Student Exchange. Dan yang paling menarik adalah di sana itu ada semacam program membuat sebuah project yang dikerjakan selama 3 bulan, dan itu sistemnya berkelompok dengan beranggotakan berbagai displin ilmu serta keragaman kompetensi. Penawaran yang paling menarik adalah ketika satu projek itu sedang dikerjakan hasil akhirnya memelrukan sebuah ilustrasi dalam bentuk musik, sehingga yang dibutuhkan itu adalah komposer atau pembuat musik dalam bentuk digital yang bisa melengkapi projek tersebut artinya peluang besar kerjasama lebih cenderung ke Prodi Pendidikan Musik dan atau Prodi Musik, sedangkan untuk Prodi DKV dan yang lainnya masih memungkinkan juga.

Pada hari yang sama, kami sudah berkomunikasi juga dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura, untuk bersilaturahmi dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Bapak I Satrya Wibawa, Ph.D. yang pada bulan sebelumnya kami sudah mengadakan audiensi secara daring untuk meminta arahan dan rekomendasinya terkait program kerjasama yang bisa di lakukan di Singapura, baik dengan KBRI sendiri atau dengan beberapa Universitas bidang Seni. Setibanya di KBRI di Singapura kami diterima dengan penuh keramahtamahan dari Bapak Atdikbud. Beliau menyampaikan terkait berbagai kemungkinan yang bisa dilakukan di Singapura, seperti program Pengabdian dan workshop yang dilakukan untuk masyarakat Indonesia yang ada di Singapura, serta masyarakat Singapura yang ingin mempelajari tentang budaya Indonesia.

Di hari terakhir kami masih bisa menyempatkan berkunjung ke Nanyang Academi Fine Arts (NAFA) dan disana bertemu dengan salah satu utusan yang ditugaskan oleh lembaga karena kebetulan saat itu sedang dalam masa liburan panjang, sehingga hampir tidak ada aktifitas di kampus. Kami berdiskusi dan yang paling mendapat perhatian adalah terkait peneltitian bersama, terutama penelitian dosen, karena ternyata di NAFA juga paradigma karya tulis terindeks Scopus sudah menjadi perhatian dan harus dilaksanakan.

Demikian rekaman reportae singkat terkait aktifitas selama di Singapura, selain kegian resmi juga kami masih bisa menyempatkan untuk mengunjungi beberapa tempat yang populer dan menadi tujuan wisata dari berbagai pelosok dunia. Semoga segala upaya yang sudah dilakukan dapat diwujudkan dalam kegatan nyata di kemudian hari. *Bye’s Saprudin_FPSD